MEF - MINIMUM ESSENTIAL FORCE 2012



What is Leopard 2 ?
Leopard 2 adalah tank tempur utama (main battle tank, MBT) Jerman yang dikembangkan oleh Krauss-Maffei pada awal 1970-an dan mulai digunakan pada 1979. Leopard 2 menggantikan Leopard 1 sebagai tank tempur utama Angkatan Darat Jerman. Beragam versi telah digunakan oleh Angkatan Darat Jerman dan di 12 negara Eropa lainnya, beberapa dari luar Eropa. Lebih dari 3,480 Leopard 2 telah diproduksi. Leopard 2 pertama kali digunakan Angkatan Darat Jerman pada Perang Kosovo serta pasukan Kanada dan Denmark yang tergabung dalam ISAF di medan tempur Afghanistan. 
Ada dua pengembangan utama pada tank ini, dari model pertama hingga Leopard 2A4 yang memiliki kubah tembak vertikal berlapis baja dan model yang lebih maju Leopard 2A5 serta versi yang lebih baru lagi, yang memiliki kubah tembak menyudut seperti anak panah dengan appliqué armour serta beberapa pengembangan lainnya. Seluruh model dilengkapi dengan sistem pengontrol penembakan digital dan rangefinder Laser, meriam utama 120 mm dengan kestabilan tinggi, senapan mesin koaksial, serta perlengkapan untuk melihat dan membidik dalam kegelapan night vision yang lebih maju (Leopard adalah kendaraan tempur pertama yang menggunakan alat pembidik low-light level TV system atau LLLTV; sementara thermal imaging baru diperkenalkan setelah itu). Tank ini memiliki kemampuan untuk bertempur menghadapi sasaran bergerak walaupun melewati medan yang sangat sulit dan tidak rata. Varian yang aktif antara lain 2A4, 2A5, 2A6, dan 2A7 (paling baru). Banyak Leopard 2 yang diupgrade untuk memperpanjang masa tugasnya dan memperkuat persenjataanya, umumnya ke varian 2A5 dan 2A6. 
Program nasional mulai dijalankan pada 1970 oleh Krauss-Maffei. Setahun kemudian diputuskan bahwa model tank yang akan dibuat harus didasarkan pada model sebelumnya Experimentalentwicklung (kemudian disebut sebagai proyek Keiler) dari tahun-tahun enam puluhan (yang sebenarnya diambil dari apa yang disebut sebagai vergoldeter Leopard atau "Leopard yang disepuh emas"), bukannya modifikasi dari MBT-70 atau Eber. Disain baru yang dibuat pada 1971 itu disebut sebagai "Leopard 2" mengingat Leopard yang asli kemudian disebut sebagai Leopard 1. Sebanyak 17 prototip dipesan pada tahun itu (meski hanya 16 yang akhirnya jadi. Kendaraan itu harus seberat limapuluh metrik ton. 
Pada 11 December 1974 pemerintah Jerman dan Amerika Serikat menandatangani sebuah Memorandum of Understanding tentang kemungkinan dilaksanakannya kerjasama produksi MBT baru setelah Amerika Serikat membeli dan melakukan penelitian terhadap prototip lambung nomer 7 pada 1973. Dengan melihat pengalaman perang Yom Kippur memang diperlukan sebuah lapisan pelindung baja yang kualitasnya lebih baik pada prototip-prototip ini, yakni dengan menggunakan lapisan baja yang sangat miring. Kelas kendaraan ini meningkat menjadi enapuluh ton. Prototip Kubah Nomer 14 diubah bentuknya menjadi lebih gemuk untuk mencoba konfigurasi lapisan baja yang lebih baru,sebagai akibat digunakannya lapisan pelindung baja berperforasi yang vertikal. Kubahnya menjadi lebih luas daripada kubah Leopard 1 karena adanya ruang penyimpanan amunisi yang lebih besar di bagian belakang. Leopard 2 sudah menggunakan lapisan baja pelindung berperforasi perforated armour, dan bukan Chobham armourseperti yang pernah diklaim sebelumnya. PT-14 menggunakan meriam 120 mm Rheinmetall yang dipakai juga oleh tank Amerika Serikat M1 Abrams. Kemudian dipesan juga dua prototip lambung baru dan tiga tipe kubah, satu kubah (PT-20) dilengkapi meriam 105 mm dengan sistem kontrol penembakan fire control system Hughes, PT-19 dengan sistem kontrol penembakan yang sama, tetapi bisa ditukar dengan meriam Rheinmetall 120 mm (yang memang diganti oleh pihak Amerika Serikat), dan satu lagi (PT-21) dengan sistem kontrol penembakan buatan Hughes-Krupp, Atlas Elektronik EMES 13, yang mengendalikan meriam 120 mm.| (Wikipedia)

Why Indonesian Country Buy Leopard 2 ?

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Acara pemberian penghargaan di Rapat Pimpinan Polri, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Jumat 20 Januari 2012) :
1.Alat utama sistem senjata (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia perlu ditingkatkan dan dimodernisasi.
2. Minimum essential force (MEF) Alutsista yang ditetapkan dalam kebijakan dan strategi pertahanan negara. Baik Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan Darat.
3. Necessary High Budget for "20 years Undo" modernisasi.
4. Kemampuan perang kita tertinggal dengan negara sahabat
5. High Budget need Effeciency and Effectivity and Manage Fraud Risk.
(Aries Setiawan.Suryanta Bakti Susila, Viva News)
How Many ?
Indonesia berencana melengkapi alat pertahanannya dengan menambah armada tank. Rencananya, 100 unit tank jenis Leopard 2A6 akan dibeli pemerintah dari Belanda. (Arry Anggada,VivaNews)
Who Use Leopard 2A6 ?
Tank tempur utama andalan Jerman ini juga banyak digunakan sejumlah negara. Dan sebagian besar digunakan oleh negara-negara Eropa. Hanya Singapura, negara di luar Eropa yang menggunakan tank yang dapat menyelam di lautan dangkal ini. 
Berdasarkan catatan, Jerman memiliki 2.350 buah tank Leopard dari berbagai varian. Namun, dari jumlah itu, 408 Leopard yang aktif digunakan. Sedangkan sisanya disimpan dan dijual paska perang dingin. 
Belanda sendiri pun memiliki 445 Tank Leopard. Namun, dari jumlah itu hanya 82 yang aktif dan 26 masih di gudang penyimpanan, serta 1 buah tank rusak. Belanda juga banyak menjual tank jenis ini paska perang dingin. 
Negara-negara lain yang memiliki Leopard 2 adalah Austria yang memiliki 114 tank bekas Belanda. Kanada juga memiliki 20 buah, dimana 20 di antaranya disewa dari Jerman untuk perang Afganistan dan 5 dibeli dari Jerman untuk suku cadang. 
Chili memiliki 132 buah tank bekas Jerman. Denmark (51 tank eks Jerman), Finlandia (124 tank eks Jerman), Norwegia (52 tank eks Belanda), Polandia (128 tank eks Jerman), Portugal (37 tank eks Belanda), Singapura (96 tank bekas Jerman termasuk 30 tank sebagai suku cadang), Spanyol (327 tank, 108 diantaranya bekas Jerman dan sisanya baru), Turki (339 tank eks Jerman), dan Yunani yang memiliki 353 tank. (Ary Anggada VivaNews)
Pro Kontra ?
Tank Leopard dinilai DPR tak cocok untuk Indonesia Rencana pemerintah ini menuai pro dan kontra. Namun, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo menyatakan tank Leopard asal Belanda cocok untuk kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 
Menurut Edhie, untuk menentukan tank kelas berat jenis Leopard, pihaknya sudah melakukan penelitian, termasuk menanyakan kepada pihak-pihak yang mumpuni soal alutsista. Apalagi kebutuhan akan Leopard juga merupakan permintaan si pemakai yakni Batalyon Kavaleri. (Ary Anggada VivaNews) 
DPR ramai ramai tolak pembelian Tank Leopard 
Sebelum perang urat syaraf terjadi, DPR versus pemerintah, sebelum rencana pembelian Leopard terungkap di dalam negeri, ribut-ribut justru duluan terjadi di Negeri Belanda. Seperti dimuat situs Radio Nederland Siaran Indonesia, pada 14 Desember 2012, Tweede Kamer menyetujui mosi tidak percaya yang diajukan  partai Kiri Hijau (GroenLinks). Alasannya, Belanda tidak ingin terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia. 
Belanda Tolak Jual Leopard Kami Tak Ngemis 
"Keputusan penolakan berkaitan erat dengan track record Indonesia. Kita tahu mereka telah memporakporandakan Aceh, Timor Timur. Baru-baru ini juga terjadi kerusuhan di Papua," ujar Arjan El Fassed, pihak yang mengajukan mosi. 
Pangdam Papua Tak butuh Tank Leopard  , tetapi heli hopter !!.
Menurut anggota parlemen dari GroenLinks itu, penjualan tank kepada Indonesia berisiko besar terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Tank kemungkinan besar bisa dipergunakan untuk menghabisi para demonstran. 
Prabowo setuju RI beli tank Leopard 
Kekhawatiran parlemen Belanda ditanggapi Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro. Kata dia, tuduhan itu telat. "Pemerintah AS sudah mendeklarasikan kalau Indonesia tak ada masalah dengan HAM. Tapi parlemen Belanda bilang ada masalah, ini terlambat," kata Purnomo Yusgiantoro. (sj)(Eko Huda S, Dedy Priatmojo,VivaNews)


Asumsi Kurs Atas Leopard (20012012)

Euro Rate To IDR

Jenis IFV (Infantry Fighting Vehicle) sebanyak 60 buah , USD 100 jt ( 864 Milliar) 10 Februari 2012, BMP-3 sebanyak 20 Unit 
IFV adalah pengangkut infanteri lapis baja. Kendaraan memiliki persenjataan yang bisa menghancurkan pengangkut personel lapis baja. Kendaraan tempur infanteri umumnya dipersenjatai dengan meriam otomatis 20 mm atau 40 mm, senapan mesin 7.62 mm, serta peluru kendali anti-tank. Sehingga bisa digunakan untuk pertarungan langsung.  Eko Huda S,vivanews.com
Kebutuhan Alutsista TNI.
Edhie Baskoro Yudhoyono , " Pertama harus memperhatikan kebutuhan masing-masing matra TNI yang disesusaikan dengan Blue Book Minimum Esensial Force (MEF), tentunya dengan melihat perbandingan sistem persenjataan negara tetangga RI.  Kedua, memperhatikan kesejahteraan TNI secara keseluruhan yang menyangkut sandang pangan, dan papan serta renumerasi dan fasilitas penunjang lainnya. Ketiga, memperhatikan anggaran yang ada termasuk pendanaan dalam negeri dan mengurangi kredit ekspor (pinjaman luar negeri) demi terciptanya neraca keuangan yang stabil. " IBAS kebutuhan alutsista harus dipenuhi
IAI Eitan



Share on Google Plus

About octadandy

    Blogger Comment
    Facebook Comment